Sunday, December 14, 2008

ALASANKU UNTUK PERCAYA AKAN KEAJAIBAN YANG ADA


Satu persatu ketakutan itu mendatangi firasat burukku

Aku juga menjadi curiga pada perasaan curigaku ini

Dulu kulakukan semua dengan otak, logika, rasionalitas dan keyakinan sombongku

Mana pernah aku begitu percaya akan miracle?

Belum pernah aku temukan alasan untuk percaya kalau keajaiban itu ada?

Dimana logika yang aku dewakan?


Kemudian aku mulai berfikir arti logika itu dalam logikaku sendiri...

Bukankah logika merupakan suatu kewajaran berklausul...

Dimana kewajaran itu adalah ciptaan manusia juga yang mencari pembenaran..

Pembenaran untuk memperbudak akal menjadi ingkar...

Untuk memberi kejadian cerita penghibur agar tidak terlihat bodoh dimata setan..


Kitapun tercipta untuk mengatakan kebisuan yang telah hening...

Gerakan matapun marah untuk sesuatu yang buta karena penguasaan diri

Kalau pernah bicara eksistensi kerajaan jiwa kita, apakah kita pernah memberikan suatu keberadaan itu untuk kita renungkan?

Pada siapa kita harus membiarkan seorang raja yang akan memimpin kerajaan kita itu sendiri


Allahu Akbar...

Kalimat itu yang menggetarkan kerajaan jiwaku

Kun Fayya Kun.... kalimat ini yang menakutkan aku terhadap ketuhananku pada logika...

Bukti yang pernah ada...

Takdir yang sudah diatur untuk aku pilih...

Sampai rasa ketakutanku memohon kebodohan lain untuk aku jalani...

Sampai kebodohan itu sendiri memberi bukti goyahnya kepercayaanku akan keyakinanku

Mana mungkin aku bisa mengucapkan permohonan untuk sebuah deritaku sendiri ?

Bagaimana bisa imajinasiku membayangkan bahwa aku hanya butuh pengakuan dari manusia lain tanpa aku butuh perhatian ?

Tidsak akan pernah kita jadikan itu menjadi gerakan jiwa yang tidak pernah digerakkan oleh otak.

Tiada cukup lelahkah engkau memahami kalau janjiku adalah bukti kebodohan yang kau berikan kepadaku untuk kecerdasan yang telah kau limpahkan dalam rasa bodohku?


Maafkan aku Ya Allah...

Mungkin aku yang salah memilih takdir

Mungkin Kau yang telah mendengar permintaanku bahwa aku menginginkan kesengsaraan untuk bahagia..

Bukan kebahagiaan untuk kebodohan...

Aku ingin menjadi KekasihMu...


JAKARTA, 5 JULI 1999

0 Comments:

Post a Comment

<< Home