Satu kata belumlah cukup untuk meniup debu ini
Kamukah yang tadi coba memanggil namaku?
Tapi kenapa hari ini hanya hatiku yang menolehkan sosoknya untukmu?
Tidak mungkin jika tidak ada kesalahan antara kita berdua...
Mungkin juga kalau kaitan emosi yang terhubung dibatas kecemburuanku...
Jadi kita mulai berdalih kalau emosi kita ini yang berbicara?
Dan menurut kebanyakan khalayak itu wajar dan bukan sebuah kesalahan...
Salah besar mereka...salah lagi mereka yang mencoba menenangkan kita walaupun niat itu menjadi baik terlihatnya.
Kita bukan anak kecil lagi , ada baiknya keegoan kita menguasai dengan dalih seninya bercinta...
Akan tetapi mulailah mencoba untuk mengerti apa yang aku rasakan
Seperti hujan yang mengerti jika mendung datang maka saatnya ia turun kebumi...
Jika tidak, oh... maka manusia akan bertanya dalam penantian dan merasakan panas.
Seperti embun yang mengerti andai akan masuk fajar maka ia akan berada didaun...
Jika tidak, apa nasib daun itu?
Dan seperti apalagi yang akan kusepertikan rasa hati ini bersama rasa rinduku.
Satu kata belumlah cukup untuk meniup debu ini keluar dari kerisauanku akanmu...
Andai aku bertaruh pada terbenamnya matahari maka aku tidak pernah terlihat pandai dimatamu karena itupun mampu dilakukan setiap mahluk.
Dan aku akan mencoba bertaruh untuk menujum ajal sesosok mahluk Allah dan maka aku akan terlihat gila dimatamu karena itu tidak mungkin.
Dan kalau aku akan bertaruh dengan keyakinanku jika aku akan tahu pasti apa yang membuatmu bahagia dan apa yang dapat menjauhkan kamu dari persaan sedihmu....
Dan lagi-lagi aku yakinkan diriku bahwa aku pasti akan menang pada pertaruhan ini....
Terus.... apalagi yang kamu cari, dan apalagi yang kamu tunggu?
Aku pasti bisa dan pasti memenangkannya, aku cuma mau menunggu setiamu dan rasa percayamu....
Bukan fatamorgana setiamu yang aku harapkan namun aku tahu itu pasti nyata.
Kasih tahu aku untuk itu dan jangan pernah ragukan perasaanku
Cukup kamu berjanji sekarang dan aku harapkan janjimu adalah janji mentari yang tetap akan terbit pada pagi hari...
Pastikan aku untuk terbit setiap saat dihatiku..
Sejuta kalimat cintaku dan sejuta malaikat merestui dan diiringi godaan sejuta bidadaripun...
Rasanya tidak perlu lagi untukmu karena kamupun sudah tahu pasti tentangku
Seindah nada yang kupetikkan adalah indah ditelingamu saja yang kuharapkan...
Dan semanis kata yang kepersembahkan adalah manis dihatimu saja yang kumau...
Dan semua yang membuatmu bahagia adalah impian yang akan kubuktikan nyata pada saatnya.
Indah hidup ini nanti akan seindah musik yang terindah yang belum pernah tercipta.
Dan manis kata-kata puitis adalah semangat terbesar yang membuat kita harus bertahan ditengah badai bumi ini.
Cukup kamu berjanji lagi sekarang untuk terus bersamaku...
Dan jangan sekalipun terpikir jika janjimu adalah cuma hiburan semata untukku...
Cukup setiamu saja yang kuatkan janjimu...
Seperti janji mentari untukku....
Seperti janji mentari untuk kita berdua...
Jakarta, September 27, 1999
Jam 20.47 BBWI


0 Comments:
Post a Comment
<< Home