Sunday, December 14, 2008

Namamu

Namamu teringat waktu aku coba untuk memetik sebuah bunga...

Namun masih juga nuansa ragu meraba di sepi tanpa ada kamu...

Kala ungkapan pencari naluri yang memelas...

Setitik rasa nelangsa mengingatkan kedunguan pada diriku

Apapun kuucapkan untuk melepaskanmu dahulu


Sekejap kubersedia untuk memberimu damar yang murup

Sesaat dapat kubawa dirimu bersama kuda putihku tuk berkelana...

Menuju khayalan kita...

Pada kerlipan kebohonganku yang tertangkap dalam kesucian cintamu


Satu perasaan yang terhilang...

Ketika kau ucap kata-kata yang sepantasnya terlantun...

Pada ungkapan yang melukiskan betapa agungnya cinta itu

Bukan suatu cerita tentang sendang yang bewarna indah

Namun suatu gubahan perasaan yang tertumpah pada sikap telah terlantun


Namamu teringat waktu kupetik gitar tuaku

Namun suaraku tak semerdu namamu

Pada waktu yang tak akan menuntut, jika itupun hanya ungkapan

Pedihnya aku yang cuma bisa bersama dalam suatu kebohongan bersama kita

Akupun mencoba untuk mengertikan diri


Namamu selalu teringat...

Bersama ataupun tidak bersama diriku


3 Desember 1998 jam 00.58 am

0 Comments:

Post a Comment

<< Home