Namamu
Namamu teringat waktu aku coba untuk memetik sebuah bunga...
Namun masih juga nuansa ragu meraba di sepi tanpa ada kamu...
Kala ungkapan pencari naluri yang memelas...
Setitik rasa nelangsa mengingatkan kedunguan pada diriku
Apapun kuucapkan untuk melepaskanmu dahulu
Sekejap kubersedia untuk memberimu damar yang murup
Sesaat dapat kubawa dirimu bersama kuda putihku tuk berkelana...
Menuju khayalan kita...
Pada kerlipan kebohonganku yang tertangkap dalam kesucian cintamu
Satu perasaan yang terhilang...
Ketika kau ucap kata-kata yang sepantasnya terlantun...
Pada ungkapan yang melukiskan betapa agungnya cinta itu
Bukan suatu cerita tentang sendang yang bewarna indah
Namun suatu gubahan perasaan yang tertumpah pada sikap telah terlantun
Namamu teringat waktu kupetik gitar tuaku
Namun suaraku tak semerdu namamu
Pada waktu yang tak akan menuntut, jika itupun hanya ungkapan
Pedihnya aku yang cuma bisa bersama dalam suatu kebohongan bersama kita
Akupun mencoba untuk mengertikan diri
Namamu selalu teringat...
Bersama ataupun tidak bersama diriku
3 Desember 1998 jam 00.58 am


0 Comments:
Post a Comment
<< Home