Sunday, December 14, 2008

Disisi Opera Yang Terakhir Dialah Yang Menjadi Peran Utamaku

Sekarang aku mulai mencoba untuk menyabarkan diriku sendiri...

Entah sudah berapa lagu yang kedendangkan dihadapan bayanganmu

Entah berapa banyak lagi yang harus kunyayikan padahal aku hanya bisa memainkan segelintir

Lalu aku juga coba mendengarkan Beethoven untuk berpikir...

Aku belum mampu senandungkan nada itu ditengah perasaanku kini

Sampai aku harus bersumpah untuk menyerahkan pasrahku pada bukan Tuhan

Bukankah itu tidak wajar?

Dan juga berbaju ketegangan serta beralasan kesabaran...

Apa yang harus disalahkan andai dosapun aku lalui dengan berbaju bijak


Sudah menjadi terlambat sebelum aku berkata didalam impianku ada yang menghalangi

Orang itu berkata bukankah dia hanya mengusikku dalam impian?

Bagaimana mungkin bisa kulepaskan jika disisi opera yang terakhir dialah yang menjadi peran utamaku

Alur mana yang harus kurubah?

Jadikan dari pertama atau membunuhnya dari babak pertama dimana operaku masih hanya skenario belaka?

Sulit mengatakan ketidakberdayaan berakibatkan pada kelemahan sisi yang berjauhan...

Antara akal sehat dan imajinasi atraktif

Begitu halus menggiringku untuk menjadikan aku sosok yang tidak egois

Hanya itu permintaanmu padaku, disaat akupun telah menjelaskan bahwa keegoisanku itulah yang menjadikan aku raja diatas kerajaan terbesar manusia nantinya..

Gunakan ingatanmu untuk menyakiniku bersamamu...

Kepakkan pengertianmu ditengah lagu yang masih kumainkan sendiri ini


Aku membutuhkan inspirasi ini dan itu bukan berarti seseorangpun berhak merubah impian ini

Sunyinya dunia tanpa akupun harus disadari oleh semua mahlukNya...aku telah tercipta dan datang

Kesirnaan keyakinanku bukan untuk aku....hanya untuk kamu dan mereka

Aku terus dan akan ada ditengah keangkuhanku...

Berkaca benggala dan berlidah api bak sentuhan midas untuk yang aku ajarkan pada semua yang telah bertemu aku

Kata mana dariku yang belum tersentuh pada dasar terdalam dari cintamu?

Selayaknya gerangan manusiapun merasa semuanya adalah dia sendiri

Atau diapun tertidur dalam tidurnya dimana dia akan bangun pada dunia bersama yang merupakan mimpinya disisi yang lain darinya

Masih ada kita berpikir bahwa kita tidak hidup dalam mimpi

Juga pernakah kita menyangkal bahwa andai kita tidak tertidur kitapun masih bermimpi


Semasa derita ada dan semasa kebahagiaan datang itulah impian untuk kita

Dari sudut mana kita harus bertanya dan mulai melukiskan kenyataan?

Sudut matakupun adalah terjadi dari usahaku yang mencoba beradu pada kehidupanku

Tetesan air mataku juga derasnya hujan adalah satu penjelasan tunggal dan hanya berbeda sumber

Lalu...dimana kamu berdiri saat aku hendak menggandeng tanganmu?

Aku atau bukan dan siapa yang akan kuberkati demi sesuatu yang akan kubuatkan keindahan,kedamaian , keharuan dan kenistaan sekalipun

Lekas dan begegas pada kunjungan terakhir ini...

Bergegas memburu sajarat yang bisa kau pilih ditengah perjalanmu


Lalu aku sembunyikan diriku lagi dibalik budaya yang berakar pada rasa kepengecutan abadiku

Tapi hanya segelintir orang yang paham dan kagum

Dan hanya segelintir orang yang mencela bahkan mencampakkanku dari daftar tamu terhormat mereka

Namun... yang lainnya kagum dengan segala tindakan dan keputusanku sampai mereka akan menyadari akulah yang terhebat.

Tapi kenapa lagi semua malaikat tertawa sambil tersenyum....oh tidak air mata mereka telah berwarna gelap...

Pantaskah malaikat menangis?atau hanya aku yang keterlaluan sehingga mereka tidak punya pilihan lain lagi

Harus dari mana aku mulai?

Dimana aku waktu aku mencoba untuk bertarung dengan kehidupanku? Aku telah menang! Dan harus menang!!!

Salah apa lagi jiwaku, aku hanya memenuhi kebutuhanku karena aku punyai itu

Sampai aku coba lagi mundur dan melihat...tidak ada yang berubah!!!

Apa maunya dan sayup terdengar sati kalimat....Mohonlah ampunanNya anak manusia!!!


Hanya menyentakkan hatiku bahwa langkah mundur bukan jawabannya

Akan tetapi permohonan ampunan dan yang telah terjadi adalah telah terjadi

Penyesalan adalah bagian dari perasaan yang bertaqwa namun taubat adalah yang terutama

Mengertikah kamu....

Mengertikah aku...

Ataukah merekapun tidak mengerti....


Jakarta November 25, 1999

0 Comments:

Post a Comment

<< Home