Sunday, December 14, 2008

Kemaraupun Tak Cukup Untuk Memberi Doa Akan Air Untuk Mimpiku......

Waktu sepi ini ditemani hujan yang turun hanya satu hari...

Kalau memang begitulah sifat hujan, yang akan turun walau di musim kemarau

Tidak deras walaupun sejuk masih bisa kuingat pada kulitku....

Sisa-sisa rintikan yang tertiup angin di sekujur ariku


Waktu kering dahagaku tentang keberadaan dirimu disisiku...

Mungkin sama sifatnya jika terpikir bahwa hanya hujan yang mebasahi rindu ini...

Walaupun satu hari yang menghapus penentian ini

Atau saat aku bertaruh antara kesetiaan dan nafsu yang tertutup rasa percaya akan dosa

Kemudian tercipta pada setiap kemampuanku ‘tuk mengenangmu setiap saat

Juga dengan mementingkan akan aku sendiri

Apa yang harus aku bicarakan dengan kamu dan semua deisekitar kita

Aku akan kalah....?

Bisakah aku menemuimu nanti dengan senyuman di iman dan kejujuranku?

Atau hanya seperti biasa dengan tersenyum mesra dibibirku yang selalu ada cinta,...

Pasti aku temui kau setiap saatku dengan perasaan cinta, namun belum tentu aku memenangkan segala yang kukorbankan.


Bukan waktu yang tega walau anginpun masih dapat kita rasakan sejuk...

Keesokan hari tidak bisa kita tebak bersama, kita hanya mampu merencanakan ...

Dan tetap mampu untuk membayangkannya dengan semua yang kita rencanakan

Pernakah kita bertanya pada takdir kita...?

Apakah juga semua mahluk bertanya pada takdir mereka?

Yakinlah dengan apa yang kutuliskan jika mereka hanya bertanya pada mimpi mereka saja,

Kitapun demikian....


Saat kemaraupun tak cukup untuk memberi doa akan air untuk mimpiku....

Bukan hanya doa dan harapan...

Aku pasti dengan apa yang akan kuperbuat

Dan yakin untuk suatu rencana yang terindah mampu aku buktikan pada dekapan takdir itu

Dan gelegar petirpun bukan aku rencanakan pada semula untuk kudengarkan

Namun apa yang salah jika kita menganggap itu sebagai alunan nada yang pasti tercipta tanpa kita sempat menyadari...

Dan harapan kita akan hujanpun bukan jaminan bahwa harapan itu menjadi kenyataan

Kitapun harus memilih gerimis atau lebat....


Hm........

Andaikata gerimis adalah awal dari hujan lebat

Dan persoalannya adalah kita telah mengetahui kalau bisa jadi itu lebat dan menyusahkan kita

Dan kita telah tau jika itu adalah pertanda

Dan andaikata hujan itu langsung lebat pada musim hujan...

Lalu kenapa kita tidak menyadari bahwa suatu yang sangat wajar pada musimnya...

Lalu bagaimana dengan hujan lebat pada musim kemarau...?

Andai kita mampu berfikir bahwa itu adalah takdir yang harus terjadi...

Tanpa pernah kita tau setelah kita tidak bersiap diri untuk menghadapi semuanya...

Mungkin belum kehendakNya untuk kita rencanakan dan itu adalah suatu ujian dari Nya

Hm....Hm....

Apapun yang terjadi harusnya telah dipikirkan pada kesungguhan untuk bersatu

Bukan untuk membuka kebanggaan diri sendiri dan pasti untuk membuka tirani yang membatasi keterbatasan manusia untuk menerima perbedaan...

Itu adalah ujian yang harus kuselesaikan dengan caraku sendiri...

Dan akan selesai dengan semua pemahamam keterbukaanku sendiri...



Jakarta, 100899 23.00 bbib

0 Comments:

Post a Comment

<< Home